Pandangan Salat Sunnah Tahajjud Bagi Muhammadiyah
- Makna Ibadah Salat Sunnah Tahajjud dalam Muhammadiyah
- Pelaksanaan Salat Sunnah Tahajjud Boleh Sesudah/Sebelum Tidur
- Jumlah Rakaat Tahajjud Menurut Muhammadiyah
- Niat Salat Tahajud Menurut Muhammadiyah
- Jumlah Rakaat dalam Ibadah Salat Sunnah Tahajjud
- Salat Witir Menurut Muhammadiyah
- Bacaan setelah menggelar salat sunnah tahajud menurut Muhammadiyah
- Doa-doa yang Dilantunkan Setelah Melaksanakan Salat Sunnah Tahajjud
- Kesimpulan
MEDIAMU.COM - Pandangan Salat Sunnah Tahajjud bagi Muhammadiyah
Makna Ibadah Salat Sunnah Tahajjud dalam Muhammadiyah
Melakukan ibadah salat tahajud atau salat sunnah tahajud dan yang biasa dikenal di kalangan masyarakat Islam yaitu qiyamul lail ini merupakan Ibadah sunnah yang dilakukan setelah ba'da isya hingga terbitnya fajar. Dengan rangkaian salat yang sama dengan mendahulukan niat dilanjutkan dengan membaca iftitah serta disambung dengan rangkaian salat hingga tahiyat akhir
Di dalam Muhammadiyah istilah tahajud ini juga diterangkan dan tercantum jelas di dalam himpunan putusan tarjih yang memberikan penjelasan lebih dalam tentang salat sunnah tahajud ini beserta jumlah rakaat saat mendirikan salat sunnah tahajud ini.
Pelaksanaan Salat Sunnah Tahajjud Boleh Sesudah/Sebelum Tidur
Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat untuk menarik kesimpulan tentang pelaksanaan salat tahajud ini apakah bisa dilaksanakan sesudah tidur atau boleh dilaksanakan sebelum tidur. Terdapat 3 pendapat soal hal ini :
1. Menganjurkan tidur dulu sebelum melaksanakan salat tahajud
Mazhab Syafi'i di dalam sebuah kitabnya yang berjudul As-Syarhul Kabir, ia berkata:
التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا
Artinya: "Tahajud istilah untuk sholat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud."
2. Membolehkan pelaksanaan salat sunnah tahajud sebelum tidur Hasyiyah Ad Dasuqi.
Menurut kitab ini, sholat tahajud adalah segala sholat sunnah bentuk apapun yang dikerjakan setelah Isya.
"Sholat tahajud adalah semua sholat sunah yang dikerjakan setelah Isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur," bunyi kitab tersebut.
Kitab Hasyiyah Ad Dasuqi juga memaknai tahajud sebagai mujanabah al hajud atau menjauhi tempat tidur. Untuk itu, sholat tahajud didefinisikan sebagai sholat yang diamalkan pada waktu banya orang tidur.
Di samping itu, sebagian ulama memahami huruf ta pada kata tahajud mengandung makna meninggalkan. Hal ini pun membuat tahajud diartikan sebagai meninggalkan tidur.
Jumlah Rakaat Tahajjud Menurut Muhammadiyah
Berangkat dari dalil hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Aisyah berkata:
حَدَّثَنَا يَحْيَى ابْنُ يَحْيَى, قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ, عَنْ سَعِيْدِ ابْنِ أَبِي سَعِيْدٍ الْمَقْبُرِيِّ, عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ. أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ: كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِى رَمَضَانَ؟ قَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ, وَلاَ فِى غَيْرِهِ, عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً, يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ, ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ, ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ:يَا رَسُولَ الله! أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ! إِنَّ عَيْنَيْ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي. [رواه البخاري 3569,2013,1147 و مسلم 738]
Yang artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya, ia berkata: Aku telah membaca kitab Malik, dari Sa’id Ibn Abi Sa’id al-Maqbury, dari Abi Salamah Ibn Abdir-Rahman, bahwa ia bertanya kepada ‘Aisyah: Bagaimana shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Pada bulan Ramadan maupun di bulan lainnya tak pernah Rasulullah mengerjakan lebih dari sebelas rakaat; ia kerjakan empat rakaat, jangan engkau tanyakan eloknya dan lamanya kemudian ia kerjakan lagi empat rakaat, jangan engkau tanyakan eloknya dan lamanya, lalu ia kerjakan tiga rakaat. Kemudian ‘Aisyah berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidur terlebih dahulu sebelum witir? Rasulullah menjawab: “Wahai ‘Aisyah! Sesungguhnya kedua mataku terpejam tetapi tidak dengan jiwaku”. [HR. al-Bukhari No. 1147, 2013, 3569 dan Muslim No. 738.
Niat Salat Tahajud Menurut Muhammadiyah
Sebelum melaksanakan salat maka perlu melantunkan niat sebagaimana mestinya hanya merubah subjek salat tahajud di dalam doa tersebut. Selanjutnya untuk bacaan setiap gerakan salatnya itu sama dengan yang telah diputuskan di buku himpunan putusan tarjih Muhammadiyahseperti dengan salat fardhu lainnya yang didahului dengan doa iftitah rukuk, iftidal, sujud ,tahiyat awal dan tahiyat akhir.
Jumlah Rakaat dalam Ibadah Salat Sunnah Tahajjud
Terdapat pelaksanaan jumlah rakaat dari salat sunnah tahajud ini yang pertama diriwayatkan oleh al-bukhari dan Aisyah yang mengatakan pelaksanaannya 4 + 4 tambah 3 dengan total 11 rakaat.
Pendapat kedua diriwayatkan oleh hadis riwayat Muslim dan Aisyah yang mengatakan pelaksanaan rakaat salat sunat tahajud ini dengan 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 hingga mencapai 13 rakaat.
Salat Witir Menurut Muhammadiyah
Dalam pelaksanaan salat witir menurut Muhammadiyah berdasarkan dengan dasar dalil yang paling kuat ketika rakaat pertama setelah membaca al-fatihah dianjurkan untuk membaca surah Al a'la, di rakaat kedua dihancurkan untuk membaca surat Al kafirun, di rakaat ketiga dianjurkan untuk membaca surah al-ikhlas.
Bacaan setelah menggelar salat sunnah tahajud menurut Muhammadiyah
Berdasarkan HR. al-Baihaqi, juz 3/ no. 4640; Thabrani, juz 8/ no. 8115; Daruqutni, juz 2/ no. 2, dari Ubay bin Ka’ab. Hadis ini dikategorikan sebagai yang shahih
Subhanal-malikil-qudduus.” (3x) dengan mengeraskan dan memanjangkan pada bacaan yang ketiga, lalu membaca:“Rabbil-malaaikati war-ruuh”
Doa-doa yang Dilantunkan Setelah Melaksanakan Salat Sunnah Tahajjud
Banyak sumber hadis yang mengatakan doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika setelah melaksanakan salat sunnah tahajud ini salah satunya adalah diriwayatkan oleh hadis riwayat al-bukhari dan muslim dari Ibnu Abbas yang yang berbunyi:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا
Artinya: “Ya Allah, berikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya. Dan (berikanlah) cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya di bawahku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan berikanlah cahaya pada seluruh tubuhku.”
Kesimpulan
Demikianlah hukum dari salat tahajud menurut Muhammadiyah. Serta penjelasan yang didasari oleh dalil-dalil yang kuat untuk menentukan jumlah rakaat bacaan salat serta doa-doa yang dilantunkan dalam rangkaian salat sunnah tahajud menurut Muhammadiyah. Semoga bisa menjadikan pengetahuan baru serta wawasan untuk kita semua. wallahualam. Simak artikel lainnya di mediamu.com
Editor: Muhammad Fajrul Falaq
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow