Tarjih

Tarjih

MediaMU.COM

May 4, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Bacaan Amin Dalam Doa

Bacaan Amin Dalam Doa

Question: Bagaimana cara meng-amini doa. Maksudnya saya membaca "AAMIN" dikala kita dengar orang berdoa. Apakah membaca AAMIN kalau kita mendengar orang mendoa hukumnya wajib, baik mendoa dalam shalatmaupun di luar shalat? 

Answer: Tidak kita dapati dasar secara langsung, bahwa kita wajib membaca "AAMIN" dikala kita mendengar orang berdoa, sebagaimana kewajiban kita menjawab salam kalau kita mendengar ucapan salam. Ucapan AAMIN dengan bacaan memanjangkan hamzah muftuhah dan mim maksurah yang bunyinya menjadi AAMIN berdasar Hadis, dalam riwayat Al Bukhari.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْتَهَى مِنْ قِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ قَالَ: آمِينَ يَجْهَرُ وَيَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ (رواه البخاري )

Artinya: Rasululah saw, apabila telah selesai membaca Fatihah, membaca "AAMIN" dengan terang dan panjang suaranya. (HR. Al Bukhari dan Abu Dawud).

Kepada makmum Nabi menyuruh membaca "AAMIN" pula. Sesudah imam membaca bacaan terakhir surat Al Fatihah, yakni GHAIRIL MAGHDLUUBI ALAIHIM WALADHDLAZLIEN, oleh Nabi dikatakan: FAQUULUU AAMIN artinya: Maka kamu sekalian (para makmum) ucapkan "AAMIN". Demikian menurut riwayat Al Bukhari dan Muslim dan dalam riwayat Muslim berbunyi: FAQUULUU AAMIEN YUJIBKUMULLAH yang artinya: "Maka ucapkanlah AAMIN (mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonanku). Allah akan mengabulkan permohonan kalian."

Jadi kalau orang mendengar doa dalam shalat, baik imam maupun makmum tidak ada tuntunan kecuali Hadis tersebut. Di luar shalat seperti kalau khatib membaca doa dalam khutbahnya secara tegas perintah untuk membaca "AAMIN" tidak ada, yang ada ialah untuk mendengarkan dengan tekun işi khutbah tentu termasuk doanya. Tentu saja hati kita membenarkan isi doa yang dibaca khatib itu, karena isinya baik sepantasnya kalau khatib membaca doa agar Allah mengampuni dosa-dosa kaum mukminin sedang hati kita tidak membenarkannya padahal Allah berfirman dalam Surat Al Hasyr ayat 10, yang memberi isyarat tuntunan agar kita mendoakan para Mukmim pendahulu kita.

وَالَّذِينَ جَاءُ وَ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَيْنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَنِ وَلَا تَجْعَلَ فِي قُلُوبِنَا غِلَا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَهُ وَفُ رَحِيمُ

Artinya: bagi orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajir dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan saudara-saudar

kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan jangan engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here