Q & A AD-DIN 22: Nasehat Pimpinan Muhammadiyah kepada para penghafal Al-Qur’an
Question: mengapa penghafal Al-Qur’an menjadi spesial dan apakah nasehat yang dapat memotivasi Langkah mereka?
Answer: pada suatu kesempatan Prof.Haedar Nashir pernah mengungkapkan bahwa Allah swt telah menjamin dan memelihara penjagaan Al-Qur’an dengan berbagai cara yang mana telah ditegaskan didalam Al-Qur’an pada surat Al-Hijr ayat 9 bahwa: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” Dengan ini jelas bahwa bagi allah yang telah menurunkan Al-Qur’an niscaya allah juga akan menjunjung dan memeliharanya.
“Menurut beberapa tafsir, juga dikatakan bahwa kata “lahafidzun” adalah murni dari kalam Allah, Yang menurunkan Al-Quran, menjaganya dari segala perbuatan siapapun, baik setan maupun manusia, yang berusaha menyakiti, memutarbalikkan, bahkan mungkin menghapusnya. Pada masa diturunkannya Al-Qur'an, Allah menjaganya dari pencurian setan, dan pada masa setelah pemadatannya, Allah melindungi Al-Qur'an dari perubahan, penambahan dan pengurangan pengucapan serta perubahan maknanya. Menurut Haedar, salah satu cara Allah menjaga Alquran adalah dengan menjadikan umatnya menghafalkannya.
Nabi SAW pernah bersabda bahwa ibadah yang paling baik adalah bagi orang yang menjaga, merawat dan menghafal Al-Quran. Artinya menghafal Al-Quran adalah salah satu bentuk ibadah,” kata Ketua PP Muhammadiyah. Menghafal saja tidak cukup. Haedar juga mengatakan, Alquran juga harus dipahami secara mendalam. Keadaan yang ideal adalah ketika penghafal Al-Quran juga mengetahui dan memahami isi Al-Quran. Karena akan sulit menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup jika isinya tidak dipahami dengan baik. “Kami memahami maknanya, memahami maknanya, memahami maksud dan tujuan Al-Quran dari apa yang kami baca.
Mengapa kita perlu memahami? Karena Alquran adalah pedoman, pedoman hidup kita, bahkan menjadi pembeda antara yang benar dan yang sembrono atau sembarangan,” kata guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini Menurut Haedar al-Qur'an, selain menghafal dan memahaminya juga harus diamalkan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ketika ibu Aisyah, Radhiyallahu'anha ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, ia menjawab: “Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran” (HR Ahmad). Artinya Nabi SAW adalah Al-Quran yang portabel.
Nabi adalah teladan atau uswatun hasanah. Kehidupan, perjuangan dan semua yang dilakukan Nabi SAW hanyalah Al-Quran. Untuk mencapai level amalan, harus melewati level hafalan dan pemahaman Al-Qur’an.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow